gambar: http://www.keepcalm-o-matic.co.uk/ |
OLEH
HENDRASYAH PUTRA
Mengapa
Indonesia susah move on? Mungkin inilah kesimpulan yang saya petik dari
pengamatan saya berdasarkan perilaku orang Indonesia terutama dari dunia maya.
Hal ini saya amati ketika saya membaca sebuah berita atau informasi di dunia
maya tetapi kerap kali tertuju pula pada komentar-komentar para pembaca yang
begitu menarik, kadang rasis kadang merendahkan/mencaci dan tidak beradab dimana jumlah komentr
tersebut bisa puluhan bahkan sampai ratusan.
Tak heran
rasanya jika orang Indonesia ribut karena berbeda fans klub sepak bola, rusuh
karena beda merk motor, beda merk hp saling ejek dan apalagi beda capres masih
panas dan mendendam malah.
Menggelikan
memang ketika melihat perilaku orang Indonesia ini, apalagi jika keributan
tersebut dipicu dari Klub sepak bola B dan R yang tentunya bukan dari
Indonesia. Klub nya punya orang dan negara lain tetapi kenapa kita yang harus
jadi ribut sesama orang Indonesia? Menggelikan memang tapi inilah fakta unik
nya.
Saya juga
menemukan istilah FBH dan FBY untuk para fans berat dari merk sepeda motor
tertentu di Indonesia. Produsen sepeda motor tentu mereka tak akan ambil pusing
dengan rivalitas yang dibuat sendiri oleh para pengguna sepeda motor merk asing
tersebut, mereka mungkin atau barangkali malah senang dan bahagia jika kondisi
seperti itu terjaga serta tumbuh dan berkembang karena akan berdampak secara
langsung pada market sepeda motor mereka.
Belum lagi
perilaku para fans berat merk handphone A dan S yang selalu saling ejek.
Sedikitpun perilaku seperti itu tidak ada memberikan nilai positif bagi
Indonesia terkecuali bagi perusahaan pemilik vendor merk handphone tersebut.
Yang masih
hangat tentunya terkait dengan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Juli
lalu. Pemilu memang boleh selesai, tetapi fakta dimana para pendukung kedua
kubu masih juga tetap panas selalu tersaji di media online.
Fungsi
internet pun seakan menjadi sia-sia jika melihat fakta seperti ini. Norma-norma
sosial memang sangat mudah untuk dilanggar didunia maya seperti pada kasus
tukang kipas sate yang memposting gambar yang mengejek Capres tertentu, pada
titik ini sempat terbesit dipikiran saya bahwa apakah kisah tentang santun dan
ramah tamahnya orang Indonesia itu hanya sekedar dongeng??
Bagi saya, perilaku
dari apa yang muncul dari fakta-fakta diatas dapat dikatakan perilaku anak-anak yang keras
kepala dan tak mau mengalah. Selalu meributkan hal kecil dan remeh temeh
ditengah tongkrongan global. Perilaku memalukan ini memang tak semua orang
Indonesia melakukannya, tetapi ekses dari perilaku tersebut juga mengotori nama
baik orang Indonesia dimata dunia.
Fakta-fakta
yang tersaji ini menurut saya menggambarkan bahwa orang Indonesia memang mudah
dijajah secara ekonomi dan disisi lain ternyata orang Indonesia juga sangat
mudah untuk dipecah belah dengan hal remeh-temeh.
Selain itu
fakta-fakta ini juga mencerminkan bahwa ada sebuah “penyakit hati” yang mewabah
pada anak bangsa ini. Iri dan dengki sepertinya sudah begitu menggrogoti hati
orang Indonesia, jadi kiranya wajar jika aksi-aksi merendahkan, menjelekkan dan
menggunjingkan orang lain begitu menjamur dan dianggap biasa saja, yang lebih mengerikannya
adalah perilaku seperti ini dimunculkan pada situs-situs jejaring sosisal
dimana bukan hanya kita saja yang bisa melihat dan menilai, tetapi seluruh
dunia.
0 Komentar, saran silahkan disini:
Post a Comment